banner 970x250
Daerah  

Kajati Sulteng Hadiri Haul dan Maulid, Serukan Penegakan Hukum Berakhlak

Ket. Foto : Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Nuzul Rahmat R., S.H., M.H., menghadiri kegiatan Haul ke-19 Alhabib Abubakar bin Abdullah bin Syech Abubakar bin Salim yang dirangkaikan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Dok. Humas Kejati Sulteng)

Parigi Moutong, Timursulawesi.id — Pada Minggu, 19 Oktober 2025, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Nuzul Rahmat R., S.H., M.H., menghadiri kegiatan Haul ke-19 Alhabib Abubakar bin Abdullah bin Syech Abubakar bin Salim yang dirangkaikan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bertempat di Sekretariat Majelis Dzikir Ittihadul Ummat Muhammad SAW, Desa Donggulu, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong.

Berita lainnya :  Polres Parimo, Bekuk Pelaku Pencurian Dengan Modus Tidur di Mushola SPBU

Acara yang berlangsung penuh kekhusyukan ini juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tengah, unsur Forkopimda, tokoh agama, serta masyarakat dari berbagai daerah.

banner 728x90

Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus penguatan nilai spiritual dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam kesempatan tersebut, Kajati Sulteng menegaskan bahwa institusi Kejaksaan tidak hanya berfungsi sebagai penegak hukum, tetapi juga harus berpijak pada nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia.

Berita lainnya :  Pemprov Sulteng Siapkan Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Parigi Moutong serta Banggai Terpilih

“Peringatan Maulid ini menjadi pengingat penting bahwa penegakan hukum tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan integritas,” ujar Nuzul Rahmat dalam sambutannya.

Ia juga mengajak seluruh jajaran Kejaksaan di Sulawesi Tengah untuk meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dalam setiap langkah profesionalnya.

Berita lainnya :  Wabup Parimo Tinjau TPA Jononunu

Sinergi antara iman dan hukum, menurutnya, adalah fondasi penting dalam membangun keadilan yang berkeadaban.

Kehadiran Kejati Sulteng dalam acara keagamaan ini menjadi simbol bahwa hukum yang ditegakkan dengan hati nurani dan nilai spiritual akan membawa harmoni, bukan sekadar kepastian hukum semata.

Penulis: (*/Ma'in)Editor: Zakki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *