Jakarta, Timursulawesi.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 24 kejadian bencana terjadi di Indonesia dalam kurun waktu dua hari, yaitu sejak 13 September hingga 14 September 2025.
Dari jumlah tersebut, delapan kejadian di antaranya berdampak signifikan, dengan dominasi bencana berupa banjir dan tanah longsor.
Salah satu kejadian paling menonjol terjadi di Provinsi DKI Jakarta, di mana banjir melanda lima kecamatan akibat hujan deras yang mengguyur sejak Jumat, 12 September 2025, banjir terjadi akibat meluapnya Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, dan Kali Grogol.
Kecamatan terdampak di antaranya Cilandak, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Pesanggrahan (Jakarta Selatan) dan Kramat Jati (Jakarta Timur).
Akibat peristiwa ini, 1.832 jiwa terdampak dan 215 jiwa sempat mengungsi, sebanyak 688 unit rumah terendam.
Namun, berdasarkan laporan terbaru, banjir sudah surut sepenuhnya dan seluruh warga telah kembali ke rumah masing-masing.
Di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, longsor terjadi pada Rabu (10/9) sekitar pukul 10.00 WIB. Longsoran berasal dari pondasi bangunan pabrik unit es dan menyebabkan 4 rumah warga rusak satu rusak berat dan tiga lainnya rusak ringan.
Sebanyak 25 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat aman. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, Penanganan darurat masih berlangsung oleh BPBD Kota Semarang bersama pihak terkait.
BNPB juga memperbarui informasi terkait banjir besar yang terjadi di Provinsi Bali, hingga Minggu 14 September 2025 pukul 07.00 WIB, dilaporkan 17 orang meninggal dunia dan 5 lainnya masih hilang.
Proses pencarian korban masih dilakukan oleh Basarnas bersama instansi terkait. Banjir telah surut, dan Presiden RI Prabowo Subianto telah meninjau langsung lokasi terdampak dan proses penanganannya.
Di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, banjir bandang pada Senin (8/9) menyebabkan 5 orang meninggal dunia, 3 orang luka-luka, dan 3 orang masih dinyatakan hilang.
Desa Sawu menjadi wilayah terdampak terparah dengan 53 rumah dari total 93 rumah warga hanyut.
Proses pencarian korban terus dilakukan, difokuskan di sepanjang aliran Kali Desa Sawu hingga ke muara. Akses jalan yang sulit dan terputusnya komunikasi menjadi kendala utama.
Pemerintah daerah telah menetapkan Status Tanggap Darurat dari 9 hingga 30 September 2025, hingga kini, 2 ruas jalan sudah dalam tahap penanganan dan 3 titik lainnya akan segera diperbaiki.
Berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan tahun ini diprediksi datang lebih awal dari biasanya.
Pada periode 8–10 September, beberapa wilayah di Indonesia mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem.
BNPB mengimbau seluruh pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, longsor, dan angin kencang yang dapat terjadi sewaktu-waktu.








