banner 970x250

Aksi Nyata Untuk Bumi : FKPAPT Parigi Moutong Peringati Hari Lingkungan Hidup dan Ultah ke-22 Dengan Gerakan Hijau

Ket. Foto : Salah satu kegiatan penanaman dan monitoring mangrove yang dilaksanakan kelompok pecinta alam yang tergabung dalam FKPAPT Parigi Moutong. (Dok : Humas FKPAPT Parigi Moutong).

Parigi Moutong, Timursulawesi.id – Forum Komunikasi Pecinta Alam Pantai Timur (FKPAPT) Kabupaten Parigi Moutong akan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, sekaligus merayakan ulang tahunnya yang ke-22 dengan menggelar aksi lingkungan di dua lokasi berbeda. Kegiatan bertema “Saatnya Bertindak, Sebelum Terlambat” ini dijadwalkan berlangsung pada 13–14 Juni 2025.

Dua lokasi utama yang menjadi pusat kegiatan adalah kawasan pegunungan Desa Parigimpu’u, Kecamatan Parigi Barat, dan pesisir Teluk Tomini di Desa Mertasari, Kecamatan Parigi.

banner 728x90

Aksi akan meliputi penanaman pohon di bantaran sungai dan pesisir pantai, sebagai bentuk komitmen FKPAPT dalam menjaga dan merawat alam.

Berita lainnya :  Pelantikan Kepala Daerah Baru, Bupati Poso Dorong Kolaborasi Regional untuk Percepatan Pembangunan

Leo Chandra selaku ketua FKPAPT, mengatakan momentum ini adalah kesempatan untuk menguatkan kolaborasi lintas sektor demi keberlanjutan lingkungan hidup di wilayah Parigi Moutong.

“Kami mendorong program penanaman berkelanjutan serta pengendalian sampah dengan pendekatan inovatif, lingkungan yang sehat adalah fondasi kehidupan. Jika alam rusak, kualitas udara, air, dan sumber pangan akan terdampak langsung,” ujar Leo, Selasa (10/6/2025).

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, Parigi Moutong telah kehilangan lebih dari 1.200 hektare hutan mangrove akibat alih fungsi lahan dan pembalakan liar, selain itu pencemaran air sungai akibat limbah domestik dan aktivitas tambang ilegal terus meningkat.

Berita lainnya :  Kecamatan Siniu Rayakan HUT ke-17, Pemkab Parigi Moutong Apresiasi Capaian Pembangunan

 Hal tersebut menyebabkan populasi ikan menurun, abrasi pantai meluas, dan risiko banjir tahunan semakin meningkat.

Olehnya kata dia, penting adanya peran individu dalam menjaga lingkungan, dan tidak hanya mengandalkan pemerintah.

“Kesadaran pribadi sangat penting. Mulai dari tidak membuang sampah sembarangan hingga tidak terlibat dalam aktivitas perusakan lingkungan adalah langkah awal yang bermakna,” tegasnya.

Sejak berdiri pada tanggal 4 Juni 2003, FKPAPT telah aktif mengampanyekan dan melakukan aksi pelestarian lingkungan di wilayah pegunungan dan pesisir.

Upaya tersebut diwujudkan melalui media sosial, edukasi masyarakat, hingga penanaman pohon secara rutin dan berkala.

Berita lainnya :  Aksi Tolak Tambang Ilegal Menggema di Tinombo Selatan, Trans Sulawesi Terancam Diblockade

Beberapa program unggulan FKPAPT yang masih berjalan hingga kini antara lain pelestarian anggrek di Hutan Taopa Utara, serta program “Satu Juta Mangrove untuk Teluk Tomini” yang telah direalisasikan di sejumlah titik pesisir Parigi Moutong.

“Program ini bukan hanya pelestarian, tapi juga pemulihan habitat biota laut yang terancam akibat krisis iklim,” tuturnya.

Kemudian pihaknya juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi dalam pelestarian alam mulai dari kampanye digital, daur ulang limbah, pemantauan deforestasi dengan citra satelit, hingga penerapan sistem irigasi pintar dan filtrasi air.

“Pelestarian tidak harus selalu melalui langkah besar. Mengurangi konsumsi plastik, menanam pohon di pekarangan, atau menggunakan kembali barang lama adalah aksi kecil dengan dampak besar. Pelestarian adalah tanggung jawab bersama, pemerintah sebagai regulator, masyarakat sebagai pelaksana, dan komunitas sebagai penggerak,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *