banner 970x250

Parigi Moutong Gerbang Ekspor Durian ke Tiongkok: Babak Baru Ekonomi Sulawesi Tengah

Ket. Foto : Faradiba Zaenong Ketua Kadin Kabupaten Parigi Moutong. (Dok. Deni)

Parigi Moutong, Timursulawesi.id – Sebuah tonggak sejarah terukir di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Setelah penantian panjang, daerah ini resmi ditetapkan sebagai tuan rumah ekspor perdana durian beku Indonesia ke Tiongkok—sebuah langkah strategis yang diyakini akan membuka pintu bagi lebih dari seribu investor.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Tiongkok dilakukan di Istana Negara pada Minggu, 25 Mei 2025. Disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Tiongkok, momen ini menjadi penanda dimulainya era baru dalam perdagangan agrikultur Indonesia.

banner 728x90

Ketua Kadin Parigi Moutong, Faradiba Zaenong, mengungkapkan rasa haru dan bangganya.
“Ini bukan sekadar kesepakatan dagang, ini adalah sejarah. Kami sangat bahagia, Pak,” ujarnya dengan suara bergetar.

Berita lainnya :  Wakil Bupati Parigi Moutong Dorong Sinergi Daerah Lewat Bimtek E-SPM: "Pelayanan Dasar Harus Dijamin dan Merata"

Menurut Faradiba, menjadi tuan rumah ekspor perdana ini merupakan tonggak penting dalam transformasi ekonomi Parigi Moutong.
“Ini terobosan besar yang membuka jalan bagi pembangunan perkebunan modern, pendirian packing house, dan penguatan ekosistem keuangan lokal,” tambahnya.

Parigi Moutong memang memiliki kekayaan durian yang luar biasa: sekitar 1.114.000 pohon produktif di atas lahan 1.114 hektare, dengan 16 trading house siap beroperasi. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah seiring tumbuhnya permintaan ekspor.

Berita lainnya :  Pelepasan 197 Calon Jamaah Haji Parigi Moutong, Pj Bupati: Jadilah Duta Daerah yang Berakhlak Mulia

Bagi Faradiba, ekspor ke Tiongkok adalah bukti bahwa durian Parigi Moutong telah memenuhi standar tinggi pasar global.
“Ini bukan hanya soal jual beli, tapi soal kepercayaan dan kualitas. Kita bisa bersaing jika dikelola profesional dan berintegritas,” tegasnya.

Ia menyebut keberhasilan ini sebagai hasil kolaborasi erat antara petani, pelaku usaha, pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat.

Namun, di tengah euforia, ia memberi catatan penting:
“Kalau tidak dikelola dengan benar, ekspor ini bisa berhenti. Ini baru awal, dan kita harus jaga kualitas,” ucapnya mengingatkan.

Ia pun mendorong Dinas Pertanian untuk aktif menyosialisasikan praktik budidaya yang baik, serta meminta Dinas Ketahanan Pangan menjaga standar sesuai dinamika pasar ekspor. DPRD Parigi Moutong juga diminta segera menyusun regulasi terkait durian guna menjamin keberlangsungan ekspor.

Berita lainnya :  Kapolda Pimpin Sertijab Pejabat Polda Sulawesi Tengah

Kini, durian telah menjadi komoditas strategis nasional. Faradiba menyebut Parigi Moutong tak hanya sebagai produsen, tetapi siap menjadi pusat pengembangan durian modern berskala besar.
“Untuk bersaing dengan Thailand dan Vietnam, kita butuh 1.800 investor,” katanya.

Ia pun mengajak seluruh pihak menyambut era baru ini dengan semangat kolaborasi dan inovasi.
“Inilah awal transformasi besar sektor pertanian dan ekonomi daerah. Parigi Moutong siap menjadi wajah baru ekspor Indonesia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *